20 Tips Cara Mengenali Jati Diri Sebenarnya, WOW!

Apakah Anda sudah mengetahui siapa diri Anda sebenarnya…?? Well, jati diri adalah karakter dasar yang merupakan diri sejati yang akan ditemukan seiring semakin beranjak dewasanya usia. Jati diri juga dapat diartikan sebagai tujuan hidup yang sesungguhnya yang harus dicapai semua manusia. Namun, bagaimana caranya untuk mendapatkan jati diri yang mungkin telah hilang entah kemana…?? 


Langkah awalnya cukup mudah, yaitu mengidentifikasi dahulu siapa kita dan bagaimana seharusnya kita bertindak. Sepanjang hidup, ada cara-cara yang lebih mudah dan lebih sulit untuk memperoleh hasil-hasil yang kita pilih. Namun tentu saja tujuan hidup itu tidak ada perbedaan, jikapun ada, tentu perbedaan ke arah yang positif, bukan…?? 

Dalam kehidupan yang modern ini, yang semuanya cenderung bergerak serba cepat, seringkali membuat kita melupakan siapa diri sendiri dan kehilangan kendali. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk membawa kita kembali ke diri sejati. Kreativitas dan intusisi kita akan membantu kita untuk sejalan dengan karakter hingga mendapatkan hidup yang penuh tujuan.

Baiklah sahabat, langsung saja yuk kita simak cara untuk mengembalikan dan menemukan jati diri kita yang sebenarnya… 

Inilah 20 Cara Mengetahui Jati Diri Seseorang


1. Intropeksi diri 

Untuk menemukan jati diri, Anda harus bisa mengidentifikasi diri atau yang sering disebut intropeksi diri. Anda dapat mempelajari diri Anda dengan berpikir, merenung, dan bertanya kepada orang tua Anda segala sesuatu tentang diri anda waktu kecil, tentang keahlian Anda pada waktu anda kecil. Karena hal ini memiliki kaitan yang sangat besar dengan jati diri Anda di saat dewasa. 

2. Mintalah orang untuk mengkritik 

Kritikan yang bersifat baik merupakan sebuah cermin diri anda. Tidak peduli itu kritikan membangun atau kritikan pedas. Dengan demikian, kita bisa mengetahui karakter kita dan bisa kita ubah menjadi lebih baik lagi. 

3. Merenungi masa lalu 

Tidak ada salahnya jika Anda masih menyimpan masa lalu, baik itu positif maupun negatif. Anda akan mengetahui bakat anda dahulu seperti apa. Suatu hal yang sangat Anda sukai merupakan bakat alami anda, seperti contohnya bakat menulis, tidak tertutup kemungkinan bahwa Anda dapat menjadi seorang penulis di masa depan. 



4. Jalani hidup dengan membaca 

Membaca segala sesuatu yang dapat dibaca. Mulai dari membaca alam, situasi, jalan keluar, peluang, hingga membaca hal sederhana seperti tulisan. Dengan hal ini, kita akan mampu mengenali apa dan siapa diri kita sebenarnya. 

5. Percaya diri 

Percaya diri merupakan sebuah kunci utama segala sesuatu yang kita lakukan. Dengan kepercayaan diri, maka kita dapat melangkah dengan mantap dan pasti tanpa takut akan resiko yang akan dihadapi selagi haltersebut tidak melanggar nilai dan norma. 

6. Kejelasan 

Berbicaralah dengan suatu kejelasan tujuan. Hal ini akan menjadikan sebuah semangat tentang tujuan kita menjalani kehidupan tanpa ragu mengambil keputusan yang memang dikatakan baik oleh hati kecil kita, karena hati kecil tidak pernah bohong dan selalu berada pada koridor kebenaran. 

7. Proporsional

Kurangi dan gali segala sesuatu sampai pada dasar intisarinya. Selidikilah segala sesuatu hingga pada akarnya. Selanjutnya, kita selalu dapat menguraikannya kembali. Mengetahui intisari sesuatu membantu kita menyatukan sesuatu itu dengan tujuan hidup kita.

8. Intuisi kreatif 

Segala sesuatu yang kita jalani tentulah berawal dari ide kreatif. Baik itu dari orang lain maupun dari diri sendiri. Namun usahakanlah untuk menumbuhkan intuisi dan kreativitas itu dalam diri Anda, hingga kita benar-benar dapat menjalani hidup dengan selaras. 

9. Kesederhanaan 

Kesederhanaan adalah sebuah kemurnian yang mulia. Cukup lakukan apa yang mampu Anda lakukan, katakan apa yang dapat Anda ucapkan. Jangan memaksakan diri untuk sesuatu yang tidak sanggup Anda perbuat. 

10. Kerja sama 

Kerjasama yang besar dilahirkan (diciptakan) dari sebuah rasa hormat yang mendasar kepada pendangan-pandangan dan kemampuan-kemampuan orang lain. Karena apa pun yang menjadi tujuan hidup, kita selalu membutuhkan uluran tangan orang lain. 

11. Hadir 

Hiduplah untuk masa sekarang. Kehidupan ini adalah apa yang sedang Anda jalani saat ini, tak peduli apapun yang telah terjadi. Itu semua nyata dan sempurna. Jangan menengok ke belakang ataupun terlalu memikirkan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Namun yakinkan bahwa Anda selalu ada setiap kali jiwa Anda membutuhkan diri Anda. 

12. Bersatu dengan alam 

Duduklah di rerumputan atau di bawah sebuah pohon. Rasakan putaran bumi, keagungan angkasa raya, dinginnya udara yang menerpa wajah Anda, atau kehangatan sinar matahari pagi. Banyak versi yang dapat dilakukan oleh semua orang berkaitan dengan hal ini.

13. Olahraga 

Berolahraga secara teratur memberi jeda pada pikiran Anda yang terus berkecamuk, membantu memperlancar peredaran darah, membersihkan racun dari tubuh, dan memberi Anda energi serta banyak keuntungan lain. Pilihlah aktivitas yang memberi Anda kesenangan dan buatlah perpaduan untuk menambah kenyamanan. 

14. Spiritual 

Kenali dan sadari Anda adalah pribadi yang penting dan unik. Lakukan meditasi, atau duduk tenang di kesunyian, dan nikmati saat-saat itu. Baca buku-buku keagamaan atau panduan kepribadian yang membawa pesan positif dan membuat Anda merasa kuat. Serta jangan lupa untuk bersyukur kepada Sang Maha Pencipta. 

15. Memaafkan 

Maafkan seluruh bagian diri Anda, atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan. Maafkan diri Anda untuk semua kesalahan yang pernah Anda buat di masa lalu, maafkan ketakutan masa kecil Anda, maafkan emosi dan kemarahan masa remaja Anda, maafkan masa dewasa awal Anda yang tak mau mengambil resiko. Maafkan kesalahan orang tua Anda, saudara kandung, kerabat dan orang-orang di masa lalu. Lepaskan segala beban, karena mema’afkan akan menimbulkan kedamaian hidup.
  
16. Bersenang-senang 

Beri kesempatan pada diri Anda untuk merasa rileks dan memanjakan diri. Baca buku yang menyenangkan. Keluarkan uang sekali-kali untuk membeli hal yang paling Anda inginkan. Lakukan kesenangan hanya untuk diri Anda sendiri. Namun ingat, jangan terlalu berlebihan. 

 17. Nutrisi 

Penuhi kebutuhan tubuh akan makanan bernutrisi. Konsumsi vitamin yang bermanfaat untuk tubuh. Dengan tubuh sehat dan bugar membuat Anda selalu menghargai hidup. 

18. Buang penilaian buruk 

Berhentilah untuk menilai dan menyalahkan. Jangan melontarkan kritikan pada orang lain ataupun diri sendiri. Ucapkan kata-kata yang memberi dorongan pada diri dan semua orang yang Anda jumpai. Terima orang lain apa adanya, lengkap dengan segala perbedaan yang mereka miliki. 

19. Bantu orang lain 

Ulurkan tangan pada teman yang membutuhkan. Tawarkan bantuan tanpa syarat pada orang lain. Jadilah pendengar yang baik dan benar-benar mendengarkan apa yang dikatakan orang lain. Temukan cara untuk membantu orang lain mengangkat beban hidup dengan mendengarkan keluh kesah mereka. 

20. Tumbuhkan cinta 

Cintai diri Anda dan gunakan kata-kata positif untuk memberi dorongan. Puji orang lain dengan tulus dan buat mereka tersenyum. Bicaralah dengan penuh kasih dan ketulusan dari dasar hati. 

http://www.masibas.my.id/2015/03/siapakah-jati-diri-anda.html#
Rahasia Menemukan Jati Diri

Rahasia Menemukan Jati Diri

Sering kita mendengar istilah mencari jati diri, kehilangan jati diri, atau paduan suku kata lain yang bermakna hampir sama. Obrolan dua hari yang lalu bersama seorang kawan belum menemukan titik temu arti sesungguhnya, karena pada akhirnya dia berkata belum memahami betul apa itu sejatinya jati diri, diri yang mana, dan wujudnya seperti apa. Ditambah dengan penambahan kata mencari atau kehilangan, kian menimbulkan kerancuan pemikiran kami, lalu timbullah pertanyaan, benarkah jati diri itu dicari atau ditemukan? Dan jati diri yang seperti apa sehingga bisa dikatakan hilang?

Baiklah, lewat beberapa coretan kedepan saya bersama pemikiran seadanya akan berusaha mengurai apa yang sempat terlintas di benak ini. Agar lebih paham, mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata jati diri adalah ciri-ciri, gambaran, atau keadaan khusus seseorang atau suatu benda, bisa pula berarti identitas, inti, jiwa, semangat, dan daya gerak dari dalam atau spiritualitas. Nah, berkaca dari pengertian ini dirasa ada keambiguan seseorang dalam memaknai kata jati diri selama ini. Kalimat mencari jati diri akan terkesan rancu bila dicermati dan kali ini saya dan teman saya sepakat mengiyakannya. Bagaimana tidak rancu, bukankah jati diri itu ada dalam diri? Kenapa musti dicari? Malah saya sempat berpikir bahwa sebenarnya jati diri tak pernah hilang. Bila orang berkata hilang, saya pikir tidak. Karena, biar bagaimanapun dalam diri seseorang pasti ada sesuatu yang berbeda dari orang lain dan itu pun tidak akan pernah bisa tercuri atau hilang. Biar lebih mudah kita bisa ambil contoh air, mau dicampur atau diberi pewarna apapun sifat zat cairnya akan tetap ada. Berubah seperti apa air akan tetap dikatakan air, walau dalam wujud comberan sekalipun.

Begitu pula dengan diri kita. Janganlah merasa pesimis tentang kelabilan yang dikira masih dalam pencarian jati diri. Diri ada bukan untuk dicari. Sebetulnya ia telah tertanam dalam diri, tinggal membongkarnya saja. Andaikata memang kesulitan, seseorang tersebut belum menyadari, ditambah dengan kesibukan melihat sekitar atau orang lain malah terlupalah sejatinya diri. Menganggap orang lain lebih hebat dan lebih cocok menjadi panutan lambat laun dengan  ketertarikan tersebut akan menimbun ke’aku’ annya. Terkuburlah sosok dia yang sebenarnya dan terganti oleh sosok baru atau cermin lain. Maka tak heran ada beberapa orang yang begitu asing dengan dirinya sendiri dan muncullah kalimat ‘siapa aku?’ atau who am i? yang dikiranya dia sedang kehilangan jati diri, padahal tidak. Jati dirinya ada, cuma masih tertimbun oleh tumpukan obsesi dan tekanan ketidakpercayaan diri. Semisal, sering kita melihat seseorang berpenampilan layaknya idola yang mereka gemari. Mulai dari gaya rambut, pakaian yang dia kenakan, sampai gaya bicara pun persis. Dengan begitu, kita menjadi kesulitan melihat sosok dia yang sebenarnya. Tidak bisa dikatakan dia sedang kehilangan jati diri, terkontaminasi barangkali iya.

Akhir obrolan dengan kawan, saya melontarkan satu kata kunci ‘proses’. Untuk menonjolkan jati diri sejatinya membutuhkan proses. Kembali lagi ke pengertian yakni adanya identitas, inti, jiwa, semangat, dan daya gerak ternyata ada bukan berjalan dengan sendirinya. Terbentuknya jati diri yang kuat pastilah terlebih dahulu ditempa oleh berbagai pilihan serta problematika dalam perjalanan hidupnya. Pilihan untuk mengikuti aliran atau tetap mempertahankan kenyamanannya. Bila dia mengikuti aliran bisa jadi dia akan terbawa arus dan lupa pada tujuan serta dirinya sendiri. Kemudian muncullah golongan orang-orang alay, lebay, epigon, dan lain sebagainya. Atau dia akan tetap mempertahankan ke’aku’annya. Walaupun ini baik, bila perlakuannya berlebihan maka akan negatif juga karena bisa memunculkan orang-orang yang bersifat egois atau diktator. Idealnya, kita tetap pada kedirian dan prinsip, namun jangan melupakan keterbukaan. Jangan melupakan bahwa kita adalah makhluk sosial yang berteman dengan segala macam perbedaan.

Sebaiknya, jangan sampai kita menyiksa diri sendiri untuk mengikuti orang lain. Apa salahnya menjadi berbeda, toh itu nantinya tidak akan mengurangi kualitas diri. Banyak orang beranggapan bahwa penampilan fisik adalah segala-galanya dan merupakan bagian dari jati diri. Saya pikir tidak, justru, apa yang terbungkus dalam fisik itulah diri kita sebenarnya. Jadi, jangan lama-lama kita mau dikecoh persepsi bahwa jati diri bisa nampak jelas oleh mata melalui bungkus luar. Jangan terlalu lama pula kita bersolek hanya membenahi cover saja, sampai melupakan ketahanan spiritual yang memprihatinkan. Diri ada di dalam, kekuatan ada di jiwa, selamat berproses untuk mempertahankan dan menguatkannya…!

http://rahasiakehidupanmanusia.blogspot.co.uk/2013/02/rahasia-menemukan-jati-diri.html